Banjir.......Banjir
Mendung yang bergayut disertai hujan yang lebat sejak awal Februari 2007 ternyata membawa malapetaka bagi sebahagian besar penduduk Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Hujan yang kadang-kadang disertai angin kencang ternyata juga mengganggu jadwal sekolah Nabila. Selain kekhawatiran dengan kondisi tubuh Nabila, juga jalur yang selalu dilalui Nabila setiap hari ke sekolah sering dilanda banjir. Adalah Perumahan Nasio yang menjadi langganan banjir setiap tahun. Selain mungkin kondisi drainase yang kurang baik, letak sebahagian rumah di perumahan tersebut lebih rendah dari sungai kecil yang melalui samping perumahan, mengakibatkan rawan banjir. Banjir di perumahan tersebut lebih banyak disebabkan karena hujan lokal yang turun disekitar perumahan, bukan banjir kiriman dari Bogor.
Jum'at, 2 Februari 2007, hujan mengguyur Jakarta sejak malam hari, dini hari sampe pagi hari, malamnya pulang kantor sudah dilanda kemacetan yang luar biasa. Sejak keluar kantor dari Kebun Jeruk, kemacetan terjadi dimana-mana. Ini merupakan pertanda awal akan terjadinya banjir besar di Jakarta dan sekitarnya. Pagi-pagi sudah banyak info melalui saluran televisi dan sms yang mengabarkan terjadinya banjir dimana-mana. Temen-temen di Cileduk sudah sejak dinihari rumah kemasukan air dengan sangat cepatnya. Ah....., kondisi ini membikin hati mama Nabila dag..dig..dug, apalagi jalur sehari-hari yang dilalui selalu melewati Jalan Cileduk Raya dan Srengseng. Nabila sudah tidak memungkinkan berangkat sekolah, karena jalan di depan Perumahan Nasio sudah tergenang air cukup tinggi, agak sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, kecuali truck TNI/Marinir. Jadilah kita semua, papa Nabila, Om Budhi Abung tidak berangkat ke kantor, nongkrong aja di rumah memonitor situasi banjir yang terjadi di Jakarta. Papa Nabila lebih sibuk di meja kerja, memonitor situasi banjir melalui jalur internet, sedang Om Budhi Abung lebih banyak melalui televisi dan internet HP.
Siang hari informasi masuk, setelah dikonfirmasi dengan temen disana, Ida "Half", Perumahan IKIP Jatikramat sudah dilanda banjir setinggi leher orang dewasa. Karena kondisi rumahnya yang cukup tinggi dibandingkan dengan sekitarnya, Ida "Half" enggan mengungsi dan lebih memilih diam di lantai 2 rumah, walaupun lantai 1 rumahnya sudah kemasukan air setinggi lutut. Ida "Half" hanya meminta bantuan untuk mengirim makanan, karena akibat banjir belum sempat menyiapkan makanan, apalagi dapur di lantai 1 telah kerendam air dan listrik sudah dimatikan dari Gardu PLN. Jadilah hari Jum'at ini, kita semua menyiapkan roti 100 potong dan nasi campur sebanyak 50 bungkus. Sore hari menjelang maghrib, Bujang Santo dan Hadi Driver mengirim makanan ke Perumahan IKIP Jatikramat. Untuk mencapai Perumahan IKIP Jatikramat, ternyata cukup sulit, hampir semua jalur dilanda banjir, seperti Perumahan Nasio, Pondok Cikunir Indah, Jatibening Estate dan Perumahan TNI-AL. Jadilah waktu tempuh cukup lama, Alhamdulillah semua makanan dapat disampaikan dengan baik dan langsung ludes, mengingat sejak pagi, siang sampe malam, rata-rata yang bertahan di rumah belum sempat makan. Malam hari, hujan masih terus mengguyur Jakarta dengan lebatnya, kita semua walaupun di rumah terus memonitor banjir dan kontak dengan temen-temen untuk berbagi informasi.
Sabtu, 3 Februari 2007, mulailah banjir besar melanda Perumahan di sekitar rumah tinggal Nabila. Mbak Asti, sepupu Nabila yag sejak pagi bermain di rumah temannya terjebak banjir di Perumahan Kemang Ifi Graha. Bujang Santo diutus untuk menjemput pulang Mbak Asti. Ketika sampe di Perumahan Ifi Graha, air telah mencapai pinggang orang dewasa, sehingga Bujang Santo harus berjalan kaki masuk menjemput Mbak Asti. Perumahan Pondok Gede Permai, Vila Nusa Indah I, II, III, IV dan Pondok Mitra Lestari, banjir terjadi dengan sangat cepat karena meluapnya Sungai Cikeas dan Sungai Bekasi, ditambah jebolnya tanggul di Perumahan Pondok Gede Permai. Banjir yang menggenang sangat tinggi, hampir setinggi atap rumah.
Papa Nabila sejak pagi sudah sibuk meninjau daerah banjir dengan sepeda motor dan beberapa perumahan disekitar menjadi tujuan papa Nabila. Papa Nabila begitu bersemangat dan hampir dua jam sekali kembali meninjau perumahan yag dilanda banjir. SiMbak Sri dkk di rumah sudah mulai bersiap-siap untuk memasak makanan dalam jumlah cukup besar untuk membantu masyarakat yang tertimpa musibah banjr. Sejak banjir Jum'at pagi, setiap hari berturut-turut sampe hari Senin, kita semua hanya mampu membantu mengirim nasi bungkus rata-rata 50 bungkus sehari ditambah aqua gelas dan wedang jahe panas. Yang mengharukan SiMbak Sri, Bujang Santo, Hadi Driver walaupun lelah memasak, membungkus dan mengirim makanan, tidak satupun keluhan keluar dari bibir mereka. Semua dijalankan dengan tulus ikhlas untuk membantu yang tertimpa musibah banjir. Tentunya Si Cantik Nabila selalu ikut nimbrung dan tidak mau kalah dengan yang lain membantu membungkus makanan. Semoga momen banjir besar ini dan keikhlasan membantu yang tertimpa banjir menjadi pelajaran, contoh dan pengalaman bagi Nabila, sehingga nantinya mempunyai kepekaan sosial dan moral yang tinggi sebagai bekal menghadapi masa depan yang membentang. Mama dan Papa Nabila terus berdo'a, semoga Allah SWT senantiasi memberikan bimbingan dan perlindungan dalam mengemban amanah mendidik dan membesarkan Nabila sesuai tuntunan agama Islam. Amin.
1 Comments:
nabila memang cantik dan lucu bangett ya , kalau nabilla ada di sini , pengen deh cubit pipinya .hehe
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home